Bitcoin di Ujung Krisis: Risiko Keamanan yang Mengintai
Sebagai pelopor mata uang digital, Bitcoin dikenal karena sifatnya yang terdesentralisasi dan aman.
Namun, seorang ahli keamanan, Justin Drake, baru-baru ini memperingatkan adanya ancaman serius yang dapat mengguncang kelangsungan jaringan Bitcoin. Ia menyebut situasi ini sebagai “bom waktu” yang harus segera diatasi.
Inti Masalah: Menurunnya Motivasi Penambang
Berdasarkan informasi yang kami kutip dari media Beincrypto, Drake menyoroti penurunan drastis pendapatan dari biaya transaksi Bitcoin, yang kini berada di level paling rendah dalam 13 tahun, kurang dari 10 BTC per hari.
Biaya transaksi hanya menyumbang sekitar 1% dari total pendapatan penambang, dengan sebagian besar berasal dari block reward—koin baru yang diberikan sebagai insentif untuk mengamankan jaringan
Namun, block reward ini berkurang separuh setiap empat tahun melalui peristiwa halving. Pada April 2024, reward turun menjadi 3,125 BTC per blok, dan tren ini akan terus berlanjut hingga mencapai batas pasokan maksimum Bitcoin, yaitu 21 juta koin.
Komunitas Bitcoin selama ini optimis bahwa biaya transaksi akan meningkat untuk mengimbangi penurunan block reward, memastikan penambang tetap termotivasi. Sayangnya, data menunjukkan sebaliknya: biaya transaksi justru menurun lebih cepat dibandingkan block reward.
Solusi Berani yang Kontroversial
Untuk mengatasi ancaman ini, Drake mengusulkan dua solusi radikal:
- Menghapus Batas Pasokan 21 Juta BTC: Dengan menambah jumlah koin, penambang dapat terus menerima reward yang memadai untuk menjaga keamanan jaringan.
- Beralih ke Proof-of-Stake (PoS): Mengganti sistem Proof-of-Work (PoW) dengan PoS dapat mengurangi ketergantungan pada insentif finansial untuk penambang.
Kedua usulan ini bertolak belakang dengan prinsip dasar Bitcoin, sehingga memicu perdebatan sengit di kalangan komunitas kripto.
Pandangan Kritis dan Alternatif
Sejumlah pihak berargumen bahwa pendapatan biaya transaksi seharusnya diukur dalam dolar AS, bukan BTC. Mereka juga menilai bahwa masalah ini berakar dari penyimpangan Bitcoin dari visi awalnya sebagai alat pembayaran sehari-hari.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa fokus berlebihan pada solusi teknis bisa mengabaikan aspek sosial dan ekonomi yang memengaruhi adopsi Bitcoin secara luas.
Kesimpulan: Ketidakpastian Masa Depan Bitcoin
Ancaman terhadap keamanan Bitcoin bukan sekadar isu teknis, melainkan juga tantangan dalam menjaga keseimbangan antara insentif ekonomi dan nilai desentralisasi.
Komunitas kripto perlu berdiskusi secara mendalam dan mencari solusi yang tepat untuk memastikan Bitcoin tetap bertahan di masa depan.