Bitcoin reserves are dwindling bitcoin supply on exchanges shrinks, Cadangan Bitcoin Makin Menipis: Pasokan Bitcoin di Bursa Kian Menyusut

Cadangan Bitcoin Makin Menipis: Pasokan Bitcoin di Bursa Kian Menyusut

Dalam lanskap pasar kripto yang terus berkembang, laporan terbaru dari Fidelity Digital Assets menyoroti sebuah tren yang menarik perhatian: jumlah Bitcoin yang tersimpan di bursa-bursa kripto utama kini berada di titik terendah sejak tahun 2018.

Hanya tersisa sekitar 2,6 juta BTC di exchange, angka ini menandakan kecenderungan kuat investor untuk menarik aset mereka dari platform perdagangan dan menyimpannya secara pribadi—sebuah sinyal klasik dari fase akumulasi.

Berdasarkan informasi yang kami kutip dari media Beincrypto, fenomena ini semakin mencolok sejak pemilu Amerika Serikat yang lalu, di mana lebih dari 425.000 BTC telah ditarik dari bursa dalam kurun waktu hanya beberapa bulan.

Sebagian besar dari Bitcoin ini, menurut Fidelity, jatuh ke tangan entitas-entitas publik, seperti perusahaan investasi dan lembaga keuangan besar yang mulai membangun posisi strategis mereka di tengah naik-turunnya pasar.

Ledakan Minat dari Investor Kelas Kakap

Yang menarik, tren ini bukan hanya didorong oleh investor ritel, melainkan justru oleh pemain-pemain institusional besar.

Fidelity mencatat bahwa sejak akhir 2024, entitas publik telah mengakumulasi lebih dari 350.000 BTC.

Rata-rata pembelian bulanan mereka mencapai angka 30.000 BTC sepanjang 2025—angka yang mencerminkan kepercayaan tinggi terhadap potensi jangka panjang aset kripto ini.

Peningkatan ini juga menunjukkan pergeseran sikap di kalangan institusi: dari sekadar menjajaki pasar kripto ke fase penguatan portofolio yang lebih serius.

Bagi banyak perusahaan besar, Bitcoin tak lagi dianggap sebagai aset spekulatif, melainkan sebagai bagian dari strategi lindung nilai dan diversifikasi aset global mereka.

Perubahan Sikap Whale: Dari Distribusi Menuju Akumulasi

Tak hanya lembaga keuangan, para “whale”—sebutan untuk pemilik Bitcoin dalam jumlah besar—juga tampak mulai mengubah strategi mereka.

Data dari platform analitik on-chain, Glassnode, menunjukkan adanya pergeseran perilaku signifikan sejak bulan April. Jika sebelumnya mereka lebih banyak melepas kepemilikan, kini para whale mulai mengakumulasi kembali.

Pergeseran ini terlihat jelas dalam metrik “Trend Akumulasi”, yang meningkat tajam. Whale besar, dengan kepemilikan lebih dari 10.000 BTC, menunjukkan skor akumulasi hampir sempurna.

Sementara itu, kelompok whale menengah dengan simpanan antara 1.000 hingga 10.000 BTC juga mulai menunjukkan intensitas pembelian yang konsisten. Warna merah pada grafik distribusi perlahan berubah menjadi hijau—menandakan masuknya kembali ke fase akumulasi jangka panjang.

ETF Bitcoin dan Pengaruhnya Terhadap Harga

Sementara itu, pasar ETF Bitcoin juga menunjukkan geliat positif. Dalam seminggu terakhir, ETF spot Bitcoin mencatatkan arus masuk sebesar 2,68 miliar dolar AS.

Lima hari berturut-turut menunjukkan aliran dana masuk yang signifikan, menjadi sinyal bahwa minat terhadap instrumen berbasis kripto ini kembali meningkat, terutama dari kalangan investor mapan yang lebih nyaman berinvestasi lewat saluran formal dan teregulasi.

Dana-dana ini bukan hanya menambah likuiditas pasar, tetapi juga memperkuat harga Bitcoin di tengah kondisi makroekonomi yang penuh ketidakpastian.

Arus masuk yang konsisten ke dalam ETF turut memperkuat anggapan bahwa investor kini melihat Bitcoin sebagai aset dengan nilai fundamental, bukan sekadar alat spekulasi.

Proyeksi Optimis dari ARK dan Fidelity

Seiring meningkatnya eksposur institusional terhadap Bitcoin, proyeksi jangka panjang pun ikut terdorong naik.

Salah satu yang paling mencolok datang dari ARK Invest, yang memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai hingga 2,4 juta dolar AS pada tahun 2030—melampaui proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 1,5 juta dolar.

Estimasi ini didasarkan pada sejumlah asumsi strategis: peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah inflasi global, potensinya sebagai cadangan kas perusahaan, serta fungsinya dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi.

Fidelity sendiri meyakini bahwa tren akumulasi oleh investor institusional belum akan berhenti dalam waktu dekat, mengingat semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya memiliki eksposur terhadap Bitcoin di portofolio mereka.

Di Balik Optimisme, Ritel Masih Dihantui Ketidakpastian

Namun di tengah narasi bullish dari institusi besar, sebagian investor ritel justru menunjukkan sikap yang lebih hati-hati.

Frasa klasik “sell in May and go away” kembali mengemuka, mengindikasikan kekhawatiran akan potensi koreksi harga dalam waktu dekat.

Ketidakpastian global, termasuk perubahan suku bunga dan kebijakan moneter di Amerika Serikat, masih menjadi bayang-bayang yang membayangi keputusan investasi jangka pendek.

Meski demikian, bagi mereka yang bermain dalam jangka panjang, arus besar yang mengalir dari institusi tetap menjadi sinyal kuat akan masa depan Bitcoin yang cerah.

Similar Posts