Bitcoin Mengincar Rekor Baru di Paruh Kedua 2025
Bitcoin (BTC) menunjukkan penguatan signifikan dengan kenaikan 1,4% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan sedikit di atas US$107.000 pada Kamis, 26 Juni 2025.
Kenaikan ini membuka peluang bagi BTC untuk menguji kembali rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$111.970 pada semester kedua tahun ini.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin
Berdasarkan informasi yang kami kutip dari media Beincrypto, analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyatakan bahwa pergerakan bullish Bitcoin saat ini didorong oleh kombinasi faktor teknikal dan makroekonomi.
Penembusan harga di atas US$103.000 disertai volume besar menjadi sinyal kuat bagi pasar, menunjukkan kesiapan untuk menguji level resistance berikutnya di kisaran US$110.500.
Indikator Pasar Menunjukkan Optimisme
Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa likuidasi posisi short terhadap BTC tetap dalam batas normal, menandakan bahwa sebagian besar posisi tersebut telah terdampak saat harga bangkit dari US$100.000 awal pekan ini.
Selain itu, minat terbuka (open interest) pada kontrak berjangka Bitcoin meningkat ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir, menunjukkan kembalinya kepercayaan pelaku pasar.
- Opsi Bitcoin dan Ethereum Akan Kedaluwarsa: Apa Dampaknya di Akhir Juni?
- Penjualan Besar-Besaran Token MELANIA oleh Tim Pengembang
- Trump Media Ajukan ETF Bitcoin dan Ethereum ke SEC
- Penangkapan Tiga Warga Israel Terduga Spionase Iran yang Melibatkan Crypto
- Trader Ritel Gagal Taruhan Karena Trump Serukan Gencatan Senjata
Potensi Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meskipun prospek bullish terlihat menjanjikan, risiko koreksi tetap ada. Keputusan Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga dapat mempengaruhi sentimen pasar.
Jika Fed memilih untuk menahan suku bunga, inflasi yang tetap tinggi dapat menimbulkan tekanan pada harga Bitcoin.
Kesimpulan
Dengan kombinasi faktor teknikal dan makroekonomi yang mendukung, serta indikator pasar yang menunjukkan optimisme, Bitcoin berpeluang untuk menembus rekor harga tertinggi di US$111.970 pada semester kedua 2025.
Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi risiko yang dapat mempengaruhi pergerakan harga.