Opsi Bitcoin dan Ethereum Akan Kedaluwarsa: Apa Dampaknya di Akhir Juni?
Menjelang akhir Juni 2024, pasar aset kripto tengah bersiap menghadapi peristiwa penting: jatuh tempo kontrak opsi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Total opsi BTC yang akan kedaluwarsa bernilai lebih dari $4,3 miliar. Sementara itu, kontrak opsi ETH yang akan kadaluwarsa mencapai sekitar $3,3 miliar.
Berdasarkan informasi yang kami kutip dari media Beincrypto, volume kontrak yang sedemikian besar berpotensi memicu volatilitas signifikan di pasar spot maupun derivatif, terutama bila ada perbedaan posisi antara pelaku pasar besar.
Rasio Put-Call dan Ambiguitas Sentimen Pasar
Opsi yang akan jatuh tempo ini menunjukkan data rasio put-call yang menarik. Rasio put-call BTC berada di angka 0,49, yang berarti kontrak beli (call) jauh lebih banyak dibanding kontrak jual (put). Situasi ini mengindikasikan dominasi sentimen optimistis di kalangan investor.
Untuk Ethereum, rasio put-call tercatat 0,36, memperlihatkan kecenderungan serupa: mayoritas pelaku pasar bertaruh harga ETH akan naik.
Rasio yang rendah menunjukkan bahwa jumlah posisi beli lebih besar ketimbang posisi lindung nilai penurunan harga.
Tingkat Harga Maks Pain dan Potensi Tekanan Pasar
Terdapat konsep “maks pain” dalam opsi—yakni harga di mana kontrak opsi paling banyak kehilangan nilai waktu kedaluwarsa. Maks pain BTC untuk periode ini berada di $57.000, sementara ETH di sekitar $3.100.
Jika harga mendekati level-level tersebut, trader yang memiliki posisi terbuka berpotensi melakukan aksi penyesuaian seperti penjualan atau pembelian spot dan derivatif guna mengurangi kerugian, yang dapat memicu pergerakan harga tiba-tiba.
- Penjualan Besar-Besaran Token MELANIA oleh Tim Pengembang
- Trump Media Ajukan ETF Bitcoin dan Ethereum ke SEC
- Penangkapan Tiga Warga Israel Terduga Spionase Iran yang Melibatkan Crypto
- Trader Ritel Gagal Taruhan Karena Trump Serukan Gencatan Senjata
- Bitget Hadir di Dunia Balap: Menggabungkan Kecepatan dengan Kripto
Tren Harga BTC dan ETH Menjelang Kadaluarsa
Saat artikel tersebut ditulis, harga BTC diperdagangkan sedikit di atas $61.000 setelah sempat menguat ke kisaran $62.000. Namun, BTC masih belum berhasil kembali menembus level tertinggi sebelumnya.
Sementara itu, Ethereum relatif stabil di atas $3.300. Kestabilan harga ETH terjadi di tengah ekspektasi kuat pasar terhadap persetujuan ETF spot Ethereum di Amerika Serikat.
Faktor Makro yang Ikut Berperan
Selain jatuh tempo opsi, kondisi makroekonomi turut menjadi perhatian utama pelaku pasar. Pernyataan Federal Reserve AS mengenai kebijakan suku bunga serta rilis data inflasi memengaruhi sentimen terhadap aset berisiko, termasuk kripto.
Jika data ekonomi AS menunjukkan perlambatan, tekanan jual bisa meningkat, membuat skenario “maks pain” semakin relevan bagi BTC maupun ETH.
Kesimpulan: Siapkah Pasar untuk Volatilitas?
Jatuh temponya opsi dengan nilai miliaran dolar bukanlah kejadian sepele. Investor ritel dan institusional perlu mencermati level harga kritis dan kemungkinan pergerakan liar pada akhir Juni.
Momen ini sering dijadikan strategi manajemen risiko, tapi juga peluang spekulasi besar. Karena itu, kehati-hatian menjadi kunci menghadapi volatilitas yang berpotensi muncul dalam waktu dekat.