Tiongkok Naikkan Tarif Impor AS hingga 125%, Bitcoin Tetap Stabil
Di tengah eskalasi perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, Bitcoin menunjukkan ketahanan yang luar biasa.
Meskipun Tiongkok menaikkan tarif impor terhadap produk AS hingga 125%, harga Bitcoin tetap stabil di kisaran US$81.500, hanya turun kurang dari 1% dalam 24 jam terakhir.
Volume perdagangan harian Bitcoin juga mengalami penurunan signifikan sebesar 40%, menjadi sekitar US$45 miliar.
Eskalasi Tarif oleh Tiongkok
Mengutip informasi dari media Coinvestasi, langkah Tiongkok menaikkan tarif impor hingga 125% merupakan respons terhadap kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap barang-barang Tiongkok.
Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan bahwa tarif baru ini berlaku segera dan mencakup berbagai produk asal AS.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut tindakan AS sebagai bentuk hegemoni dan perundungan ekonomi, sementara Kementerian Perdagangan mengecamnya sebagai “kesalahan yang berulang dan berbahaya.”
- Analis Ingatkan Potensi Tekanan Harga Bitcoin dalam Jangka Pendek
- Kapitalisasi Pasar Token Emas Meningkat Tajam Akibat Ketidakpastian Tarif AS
- Trump Cabut Aturan IRS Terkait DeFi
- Ukraina Pertimbangkan Pengenaan Pajak Penghasilan hingga 23% untuk Aset Kripto
- Prediksi Bitwise: Bitcoin Berpotensi Mencapai US$200.000 pada Akhir 2025
Reaksi Pasar Kripto
Meskipun terjadi ketegangan perdagangan yang meningkat, pasar kripto menunjukkan ketahanan.
Bitcoin tetap stabil, sementara Ether (ETH) mengalami penurunan lebih dari 2% ke kisaran US$1.500. Di sisi lain, XRP dan Solana (SOL) masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 1% dan 2%.
Taiwan Memperkuat Hubungan Dagang dengan AS
Di tengah ketegangan antara Tiongkok dan AS, Taiwan mengambil langkah strategis dengan memperkuat hubungan dagangnya dengan Amerika Serikat.
Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengonfirmasi bahwa negaranya telah memulai tahap awal negosiasi dagang dengan AS.
Penurunan tarif ekspor Taiwan dari 32% menjadi 10% menjadi momentum strategis bagi Taipei untuk memperkuat posisi industri domestik di tengah gejolak perdagangan global.