penyebab-utama-turunnya-harga-xrp

7 Penyebab Utama Turunnya Harga XRP

Pasar kripto itu ibarat roller coaster—seru tapi bikin deg-degan. Salah satu koin yang sering jadi bahan obrolan karena performanya yang naik-turun adalah XRP, token dari ekosistem XRP Ledger.

Di satu sisi, XRP punya potensi besar karena tujuannya yang jelas: mempermudah transaksi lintas negara dengan cepat dan murah.

Tapi di sisi lain, ada berbagai tekanan yang bikin harga XRP susah naik atau malah jeblok.

Supaya kamu nggak cuma ikut-ikutan FOMO atau panik jual, artikel ini akan kupas tuntas tujuh faktor utama yang bikin harga XRP bisa turun.

Poin-Poin Penting yang Perlu Kamu Tahu

Hide
  • Ketidakpastian Regulasi: Sengketa hukum antara Ripple dan otoritas AS memicu kekhawatiran investor.

  • Aktivitas Jaringan Menurun: Turunnya jumlah alamat aktif menunjukkan berkurangnya likuiditas.

  • Profit-Taking: Pengambilan keuntungan oleh trader memicu tekanan jual di level-level resistance.

  • Whale Movement: Penjualan besar oleh pemilik token besar menyebabkan pasokan menggenang.

  • Korelasi Pasar: XRP sering bergerak seiring Bitcoin dan sentimen makro global.

  • Indikator Teknikal Bearish: Pola grafik seperti descending triangle menambah tekanan.

  • Penundaan ETF & Adopsi Institusional: Keterlambatan regulasi produk investasi memperlambat arus modal besar.

Kita akan bahas satu per satu, dengan gaya bahasa yang relatable dan insight yang tajam.


1. Drama Regulasi yang Nggak Kunjung Usai

Satu kata: SEC.

Kasus antara Ripple Labs (pengembang XRP) dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) adalah drama panjang yang bikin investor deg-degan sejak 2020.

Intinya, SEC menuduh Ripple menjual XRP sebagai sekuritas tanpa izin. Ripple sempat menang di pengadilan—tapi ternyata belum game over.

Masih ada banding, klarifikasi, dan ketidakjelasan hukum yang bikin banyak investor memilih wait-and-see.

Masalahnya, ketidakpastian ini bikin institusi dan platform besar mikir dua kali buat terlibat lebih dalam dengan XRP.

Selama status legalnya belum benar-benar jelas, risiko regulasi tetap jadi beban besar yang nahan harga.


2. Aktivitas Jaringan yang Mulai Lesu

Kamu mungkin mikir: “Selama harga masih oke, kenapa harus peduli soal aktivitas jaringan?”

Tapi faktanya, data on-chain kayak jumlah alamat aktif harian atau volume transaksi justru jadi sinyal penting buat ngukur kesehatan ekosistem XRP.

Beberapa bulan terakhir, alamat aktif XRP mulai menurun drastis. Artinya? Likuiditas berkurang, spread makin lebar, dan efek dari setiap transaksi jual makin terasa.

Dalam dunia kripto, makin rendah volume dan aktivitas, makin mudah harga terguncang. Ibarat pasar yang sepi pembeli—sekali ada yang jual banyak, langsung panik.


3. Profit-Taking Saat Nyentuh Resistance

Ini adalah pola klasik yang terjadi hampir di semua aset kripto: naik dikit, langsung pada jual buat ambil untung.

XRP punya beberapa level resistance yang udah sering diuji tapi gagal ditembus. Ketika harga mulai mendekati titik-titik itu, para trader jangka pendek yang udah pegang XRP dari bawah langsung gaspol jual. Tujuannya jelas: amankan profit sebelum harga turun lagi.

Sayangnya, aksi jual besar-besaran di resistance ini malah bikin tekanan makin gede, dan akhirnya harga balik turun lagi sebelum sempat breakout. Akhirnya XRP jadi stuck di kisaran harga yang itu-itu aja.


4. Aksi “Whales” yang Bikin Market Kaget

Dalam ekosistem kripto, ada pemain gede yang dikenal sebagai whales—alias dompet yang punya token dalam jumlah luar biasa. Mereka bisa ngegerakin harga cuma dengan satu transaksi besar.

Kalau satu whale jual 200 juta XRP, dampaknya ke pasar bisa kayak tsunami kecil: pasokan langsung naik drastis, harga tertekan, dan panic sell pun menyebar.

Beberapa data bahkan nunjukkin kalau setiap penurunan tajam harga XRP sering diiringi oleh transfer besar-besaran dari dompet whale ke exchange.

Itu sebabnya, banyak trader yang mantengin pergerakan dompet whale kayak detektif. Karena kalau mereka mulai bergerak, bisa jadi sinyal ada badai datang.


5. XRP Masih Ikut “Mood” Bitcoin & Sentimen Global

Meski XRP punya kegunaan yang spesifik dan beda dari koin lain, kenyataannya pergerakan harganya masih sangat terikat sama Bitcoin dan sentimen pasar global.

Kalau BTC turun karena kabar suku bunga naik dari The Fed? XRP ikut turun. Ada ketegangan geopolitik atau resesi? XRP pun goyah.

Ini bikin XRP agak sulit buat tampil sebagai “safe haven” dalam dunia kripto. Kamu harus mikirin bukan cuma fundamental XRP sendiri, tapi juga kondisi pasar yang lebih luas.

Jadi, strategi analisis kamu harus lebih holistik—nggak bisa cuma fokus ke satu koin aja.


6. Sinyal Teknikal yang Makin Suram

Kalau kamu suka analisis grafik, kamu pasti tahu istilah kayak descending triangle atau death cross. Sayangnya, XRP belakangan sering menunjukkan pola-pola teknikal yang tergolong bearish.

Misalnya, moving average 50 hari yang menembus ke bawah MA 200 hari—itu sinyal klasik buat koreksi.

Ditambah lagi, support kuat yang sebelumnya nahan harga sekarang malah tembus. Ini semua bikin trader jadi makin pesimis, dan banyak yang memilih stop loss sebelum kerugian makin dalam.

Efeknya? Penjualan makin deras, tekanan makin gede, harga makin melorot.


7. ETF XRP yang Masih Dalam “Zona Tunggu”

Beberapa investor sempat semangat waktu muncul kabar soal pengajuan ETF berbasis XRP. Kalau disetujui, itu bisa jadi katalis besar—karena investor institusional bakal punya akses legal dan mudah ke XRP.

Tapi nyatanya, prosesnya masih terhambat. Regulator belum kasih lampu hijau, dan adopsi dari lembaga keuangan besar juga masih lambat.

Padahal, tanpa dukungan dari institusi, arus modal besar ke XRP tetap terbatas.

Ini bikin tekanan beli jangka panjang jadi minim. Investor retail doang nggak cukup buat nge-push harga secara konsisten tanpa bantuan dari institusi.


Kesimpulan: Turun Itu Wajar, Tapi Paham Alasannya Itu Power

Dunia kripto memang penuh fluktuasi, tapi bukan berarti semua penurunan harus bikin panik.

Justru, kalau kamu ngerti kenapa harga XRP bisa turun, kamu bisa lebih siap buat ambil langkah cerdas—baik itu jual, tahan, atau malah beli saat diskon.

Tujuh faktor di atas nunjukkin bahwa harga kripto nggak cuma ditentukan sama hype, tapi juga oleh data, sentimen, dan dinamika pasar yang kompleks.

Dengan mindset yang tepat dan analisis yang mendalam, kamu bisa ubah volatilitas jadi peluang.

Ingat: di dunia kripto, bukan cuma yang cepat yang menang. Tapi yang ngerti, sabar, dan tahu apa yang dia lakukan.


Frequently Asked Questions (FAQs)

Apakah masalah hukum Ripple masih bisa mempengaruhi saham XRP di masa depan?

Ya, hingga ada keputusan final atau kesepakatan yang jelas, ketidakpastian hukum akan terus menjadi faktor risiko utama.

Bagaimana cara memantau aktivitas jaringan XRP?

Anda dapat menggunakan explorer resmi XRP Ledger atau layanan analytics on-chain untuk melihat jumlah alamat aktif dan volume transaksi.

Apa level support dan resistance penting yang perlu diperhatikan?

Level support kunci sering muncul di kisaran $1,75–$1,85, sedangkan resistance kuat berada di sekitar $2,50–$2,65.

Apakah korelasi XRP dengan Bitcoin akan selalu kuat?

Tidak selalu, namun dalam kondisi pasar bearish atau bullish global, korelasi biasanya meningkat karena sentimen investasi kripto menjadi seragam.

Kapan kemungkinan spot XRP ETF akan disetujui?

Hingga regulator AS memberikan keputusan resmi, tidak ada kepastian waktu. Pengajuan ulang dan dialog dengan SEC kemungkinan memakan waktu beberapa bulan hingga setahun.

Similar Posts