QE: Pemicu Utama Bull Market Kripto yang Lebih Dahsyat
Periode quantitative easing (QE), di mana bank sentral seperti Federal Reserve AS menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke pasar, telah terbukti menjadi katalis utama bagi lonjakan harga aset berisiko, termasuk kripto.
Mengutip informasi dari media Beincrypto, analis Miles Deutscher menekankan bahwa reli terbesar Bitcoin dan aset berisiko lainnya terjadi selama masa QE.
Dari QE ke QT: Dampak pada Pasar Kripto
Setelah periode QE yang mendorong bull market kripto, The Fed beralih ke quantitative tightening (QT) untuk mengendalikan inflasi.
Kebijakan ini melibatkan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga, yang berdampak pada penurunan minat investor terhadap aset berisiko.
- Waspada! Penipuan SMS Phishing Menyasar Pengguna Binance
- New York Pertimbangkan Pembayaran Layanan Publik Menggunakan Kripto
- Pi Network Meluncurkan “Satellite Mode”: Harga PI Melonjak 30%
- Bitcoin Masuk Mode ‘UP ONLY’: Arthur Hayes Sarankan ‘Beli Apa Saja’
- Solana Bangkit dari Titik Terendah 12 Bulan, Siap Menuju US$130?
Menantikan Kembalinya QE
Meskipun pasar kripto telah menunjukkan pertumbuhan tanpa dukungan QE, banyak analis percaya bahwa kembalinya kebijakan tersebut akan memicu bull market yang lebih monumental.
Kondisi ekonomi global yang melambat dapat mendorong bank sentral untuk kembali menerapkan QE, membuka peluang bagi lonjakan harga kripto.
Kesimpulan
Kebijakan moneter longgar seperti QE memainkan peran krusial dalam mendorong bull market kripto.
Investor dan pelaku pasar kini menantikan sinyal kembalinya QE sebagai pemicu utama reli harga aset digital yang lebih dahsyat.